[Cerpen] Berdua Saja

21:16

Awalnya, ini minggu pagi yang tidak terlalu cerah. Sampai aku iseng membuka account e-mail dan melihat ada tiga e-mail baru. Dua e-mail promosi dari online shop dan satu dari ...... kamu!

Aduh, rasanya gloomy Sunday langsung berubah jadi sunny Sunday. Burung-burung berterbangan, rerumputan memantulkan cahaya matahari, dan bunga-bunga bermekaran dengan begitu indah.

Aku langsung baca e-mail dari kamu.

Hai, jelek! Apa kabar? Minggu depan aku pulang. Ada urusan super-penting! Ini Heidelberg, dia cantik sekali. Aku mau ke Indonesia, ada perempuan yang harus kuajak melihat kastil Heidelberg.

Aku mengernyitkan dahi. Ada file attachement di e-mail itu. Langsung aku download. Sebuah foto. Wajahmu—yang tetap saja tampan—diantara pohon-pohon Ginkgo biloba yang daunnya kekuningan dan berguguran. Mungkin itu yang kamu sebut Heidelberg. Cantik.

Tapi siapa perempuan yang akan kamu temui? Sejak aku berkenalan denganmu di SMA, kamu tidak pernah cerita tentang perempuan. Bahkan, kukira kamu akan menemukan wanita idamanmu saat kamu kuliah di Jerman. Seberapa hebat kah perempuan itu sampai bisa membuatmu tiba-tiba pulang ke Indonesia?

Ah, ternyata pagi itu memang mendung.

***

Apa kalian tau gimana rasanya jadi perempuan yang sedang jatuh cinta? Kalau kamu laki-laki, kamu harus tau. Kalau kamu perempuan, pasti lah tau. Perempuan normal mana yang tidak pernah tau rasa jatuh cinta? Tapi rasa sakit jatuh cinta, kamu pernah tau gimana?

Perempuan jatuh cinta itu ada dua macam. Pertama, mereka yang selalu blak-blakan mengutarakan cinta. Dan kedua, mereka yang memilih diam ketika jatuh cinta. Kalau disuruh memilih, aku langsung pilih nomer dua!

Kalau kata orang, jatuh cinta yang ditahan untuk keluar sama seperti menahan kentut. Bikin penyakit.  Tapi bagi sebagian perempuan—terutama mereka yang memilih diam seperti aku—mengutarakan perasaan ketika jatuh cinta adalah merendahkan diri.

Dari dulu, perempuan itu untuk dikejar. Jangan sampai keistimewaan seperti ini jadi sia-sia hanya karena cinta. Lagipula, cinta bukan hanya sekedar kata. Ada cara lain untuk mengungkapkan, salah satunya adalah dengan bersabar.

Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata
Ketika kita berdua
Hanya aku yang bisa bertanya
Mungkinkah kau tahu jawabnya

Kita lagi malam mingguan. Aku menggenggam tanganmu perlahan. Seperti seorang Ibu sedang menggenggam tangan bayinya, tidak berani menggenggam terlalu erat tapi juga terlalu takut untuk melepaskan.

Malam itu, kita berdua sama-sama diam. Rasanya mulutku seperti dibekukan oleh malam, sepertinya kamu juga. Untung aja, ada rindu yang menyelusup menghangatkan dan membuatku betah seperti ini. Ah, semoga kamu juga.

Kamu terus diam, membuatku semakin takut untuk berkata-kata. Padahal isi kepalaku sudah penuh tanda tanya, sayangnya mulutku tidak cukup berani untuk mengutarakan. Rasanya sakit, seperti ingin meledak. Ada pertanyaan yang belum terjawab. Ada penjelasan yang belum tuntas. Ada pengakuan yang belum tersampaikan.

Tiba-tiba pintu di ketuk.

“Permisi?” seorang suster membuka pintu rumah sakit, ia kemudian masuk begitu saja. Aku tidak terlalu memperhatikan apa yang sedang dilakukan suster itu. Mungkin ia meletakkan sesuatu, mengambil sesuatu, atau mencatat sesuatu. Aku sama sekali tidak tertarik melihatnya. Bahkan ketika suster itu menggumamkan sesuatu—entah apa—aku tidak mendengarkannya. Aku ingin malam ini hanya kita. Berdua saja.

Tapi sekuat apapun aku berusaha, tak akan ada hasilnya. Diammu semakin lama hanya membuat aku takut. Elektrokardiograf disebelahmu terus membunyikan nada sumbang yang memekakkan telinga. Keramaian kota menyelusup melewati celah jendela yang terbuka, mengganggu kebersamaan kita.

Aku memejamkan mata, aku mau marah. Marah sama kamu. Kenapa kamu harus pulang ke Indonesia hanya demi perempuan entah siapa itu? Kenapa pula menemuiku kalau hanya membuatmu kecelakaan seperti ini?

Malam jadi saksinya
Kita berdua diantara kata yang tak terucap
Berharap waktu membawa keberanian
Untuk datang membawa jawaban

Aku menggenggam tanganmu lebih erat. Tiba-tiba elektrokardiograf di sebelahmu berhenti membunyikan nada sumbangnya, berganti menjadi satu tuts panjang yang terburu-buru seperti hendak menyelesaikan sesuatu. Kali ini seluruh tubuhku benar-benar membeku.

Mungkinkah kita ada kesempatan
Ucapkan janji takkan berpisah selamanya

Aku sedang mengamati para suster yang sedang melepaskan kabel-kabel di tubuhmu saat tiba-tiba seorang polisi menepuk pundakku dari belakang. Aku mengenali polisi itu sebagai penyelidik kasus kecelakaan mobilmu.

“Kasus ini kami tutup. Ini adalah kecelakaan tunggal akibat pengemudi terlalu lelah.”

Aku diam saja. Masih mengamati tubuhmu yang tetap diam kaku. Tapi tiba-tiba polisi itu menyodorkan sesuatu. Kotak tempat cincin berwarna merah, dibungkus oleh plastik transparan yang menjaga agar barang bukti suatu kasus tetap steril.

“Ini kami temukan di saku celana pengemudi.”

Aku membuka kotak tersebut dengan hati-hati. Isinya cincin, bertuliskan namaku. Ah, akhirnya aku tau siapa perempuan itu.


Malang. 100513. 2320.

NB:

inspired by 'Berdua Saja' by Payung Teduh
Payung Teduh - Berdua Saja by kemalindraa

You Might Also Like

13 Comments

  1. Astagaaaa malam kelabu ditutup dengan cerpen kelabu :/

    BalasHapus
  2. Ceritanya mengahrukan, masih ada lanjutanya enggak? mungkin aja keduanya ketemu didunia lainya...

    Salam Kenal,
    Mampir ke Blogku ya

    BalasHapus
  3. Aaaaa Payung Teduh! Sisa keikhlasan yg tak diikhlaskan dong.. #goroknadi

    BalasHapus
  4. Jadi ngingetin -__-
    Tanggung jawab yah udah bikin aku galau lagi :D
    Niche blog

    BalasHapus
  5. huahaha.. gue bikin juga nih cerpen terinspirasi dari lagu payung teduh yang judulnya rahasia :D

    BalasHapus
  6. Haha saatnya galau :D
    "Mungkinkah kita ada kesempatan
    Ucapkan janji takkan berpisah selamanya"
    Aku Markup yang ini :p

    BalasHapus
  7. dame suka diksinya mbak dea,,, ditunggu cerpen2 berikutnyah, :)

    BalasHapus
  8. lagu payung tedung yang ini memang makjleb banget ditambah cerpennya makin mantep makjlebnya :(

    Hai, salam kenal ya :)

    BalasHapus
  9. Meeeennnnnnnnnnn, tulisan kamu, iya tulisan kamu, cerpen ini, kereeeeen pecah abis, seketika galau gitu, apalagi pas di kasih backsound payung teduh..beuuh hahahahaha keren keren :)
    Anyway, mampir ke blog aku juga ya, kali aja bisa sharing soal tulisan :D ciao http://freaaaky.wordpress.com/

    BalasHapus
  10. Waduh tulisan semua. kasih gambar ilustrasi dong, biar sebagai pemanis tulisan gitu :D

    BalasHapus

Instagram